13 Januari 2020

Bersaing dengan Orang Lain atau Diri Sendiri?


Sebagian orang salah fokus dengan menganggap orang lain saingannya. Tak harus sebidang, kadang orang dari bidang lain pun menjadi sasaran. Apalagi jika mereka selokasi.

Masalahnya, berpusat pada orang lain menyebabkan pembandingan/pengukuran dan dekat dengan iri, dengki, imposter syndrome, perfeksionisme, serta ketidakpuasan atau ketidakbahagiaan. Dan semua ini bisa bermula dari pembandingan oleh orangtua, pengasuh, guru, atau lainnya saat mereka masih kecil. Mereka dibandingkan fisiknya, prestasinya, sifatnya, dan sebagainya dengan anak lain, padahal sesama anak tadinya tidak saling bersaing.

Membandingkan diri kita dengan orang lain sangat tidak fair. Mengapa? Karena faktor-faktor pembentuk diri kita berbeda. Bisa karena faktor gen/bakat, pola asuh, ekonomi, ketersediaan sumber daya, lingkungan, dan berbagai faktor pendukung atau penghambat lainnya. Mungkin juga start atau kecepatan kita yang berbeda. Siapa yang tahu?

Sayangnya, orang suka menganggap orang-orang tertentu seperti Si A atau Si B sebagai saingannya. Padahal, jika A atau B tidak ada, belum tentu kita yang menempati posisinya. Ketika posisi itu kosong, kita kembali memperebutkannya secara bebas dengan orang lain. Oleh karena itu, alih-alih berfokus pada orangnya, alihkan fokus pada keahlian atau keunggulannya. Andaipun masih mau melihat Si A atau B, gunakan sebagai parameter saja, walau tetap tak dianjurkan.

Sekarang, misalkan kita tahu Si A memiliki kelebihan X. Selain A memang berbakat, ia sudah berlatih sejak kecil dan pendidikannya memang di situ. Sehingga, walaupun kita tahu Si A kelebihannya X belum tentu kita bisa memiliki kelebihan itu juga, apalagi menyainginya. Kita memerlukan kelebihan dari keunikan kita pribadi yang memang secara alami menonjol dari orang lain.

Orang suka membanding-bandingkan kita dengan dirinya atau orang lain. Seolah tak ada habisnya, perbandingannya tidak berhenti pada dia, orang lain pun dibandingkan dengan kita. Tetapi, siapa sih bisa unggul segalanya? Bisa menang dari semua orang di dunia? Memiliki apa saja? Tidak ada, karena Tuhan meletakkan kesempurnaan hanya ada pada diri-Nya.

Sebenarnya, mungkin kita sudah bertumbuh, tetapi karena kita terus membandingkan diri/dibandingkan dengan orang lain, kita seolah tidak ada apa-apanya. Kita menjadi terlalu keras pada diri sendiri, kurang bersyukur, kurang bersabar, mengalami imposter syndrome (sudah melakukan yang terbaik tetapi terus melihat diri sendiri kurang), self esteem rendah, serta tidak puas dan tidak bahagia. Kalau kita bisa begitu toleran dan penuh kasih sayang kepada orang lain, mengapa pada diri sendiri malah tidak bisa mengasihi dan menyayangi?

Bukan cuma itu, bersaing dengan orang lain juga terkait dengan iri dengki. Entah mengapa ada orang-orang tertentu yang seperti merasa kebaikan dan kebahagiaan itu terbatas. Sehingga, jika Si A bisa naik jabatan, rekreasi ke luar negeri, memiliki anak, membeli mobil baru, dan lain-lain seolah membuat dia tidak kebagian kebaikan/kebahagiaan. Seolah Tuhan hanya menciptakan satu itu dan sudah diambil oleh Si A tadi. Ini aneh, karena Tuhan Maha Kaya, sumber kebaikan dan kebahagiaan itu ada di mana-mana dan mencukupi seluruh manusia atau seluruh makhluk sekalipun.

Sebagai penutup, barangkali ada di antara kita yang pernah menonton video di Instagram tentang pertandingan antara kelinci dan kura-kura. Tak disangka, kura-kuralah pemenangnya. Mengapa? Meskipun tak secepat kelinci, ternyata kura-kura berfokus dan bersaing dengan diri sendiri. Sebaliknya, kelinci sibuk menoleh pada kura-kura. 

Menjadi diri sendiri yang lebih baik dari waktu ke waktu akan membuat kita lebih menikmati perjalanan dan lebih tenang. Bukan berarti bermalas-malasan, tetapi mampu mengukur kemampuan diri. Setelah itu, kita dapat menetapkan target pribadi dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencapainya.

07 Januari 2020

Penyebab Orang Sulit Menerima Penolakan dan Putus Cinta


Penyebab Orang Sulit Menerima Penolakan dan Putus Cinta
Penolakan cinta
Sumber: Pixabay (by AD_images)

Penolakan dan putus cinta, apakah selalu menyakitkan? Tidak selalu. Namun, kita harus menyadari bahwa ini bagian dari proses kehidupan, lebih spesifik lagi proses pencarian jodoh.

Penolakan dan putus cinta yang seharusnya (idealnya) bisa dilakukan/dijalani baik-baik, mengapa masih banyak orang yang sulit menerimanya, baik dengan marah, sedih, atau lainnya?

Setidaknya, ada 11 alasan mengapa orang sulit menerima penolakan dan putus cinta, yaitu:

1.    Telah/terlalu banyak “berinvestasi”/”berkorban”
Sadar atau tidak dia merasa rugi karena “investasinya” gagal.



2.    Putusnya/penolakannya tidak baik-baik
Misalnya ketika masih dalam hubungan pasangannya selingkuh, tiba-tiba ditinggal nikah/jadian dengan orang lain, penolakan/pemutusannya dilakukan dengan kata-kata kasar atau sikap kurang baik lainnya, dan sebagainya.

3.    Berharap/bergantung pada makhluk/keterlekatan
Kalau kita terlalu berharap, bergantung, atau terlekat pada sesuatu, apapun itu (baik pacar, uang, atau lainnya) maka kehilangannya akan sangat menyakitkan. 



Mungkin kamu berharap karena kamu terlalu “tidak laku” atau karena alasan lain, jadi begitu ditolak langsung marah-marah tidak terima. Itu kamu harus cek dirimu sendiri dulu, pahami bahwa setiap wanita hanya bisa menikahi satu orang. Tidak semua yang datang harus diterima/dinikahi.

Jangan berharap/bergantung pada selain Allah karena Allah itu pencemburu dan akan menimpakan pedihnya berharap pada selain-Nya. Letakkan dunia pada telapak tangan saja, jangan digenggam.

4.    Mengingat/rindu kenangan (momen) indahnya (tentang kebiasaan/rutinitas)
Kamu itu tidak ingin/tidak rindu orangnya, tapi kenangan indah atau rutinitas saat bersamanya. Kamu ingin perasaan bahagia seperti itu lagi. Mungkin karena kamu kurang bisa membahagiakan dirimu sendiri. Hidupmu kurang bahagia dan karena saat bersamanya kamu sempat bahagia, kamu ingin mengulang momen itu lagi/mendapati perasaan bahagia itu lagi. Atau sekadar belum biasa saja tanpa dia.




5.    Kodependensi, adiksi/kecanduan cinta, dan semacamnya
Hal ini terkait dengan gangguan mental/psikologis, terutama pada masa kanak-kanak. Jika kamu memiliki lampiran tidak aman (unsecure attachment yaitu tipe anxious attachment/preoccupied attachment dan fearful avoidant attachment/disorganized attachment, bisa browsing sendiri ya apa itu), kamu mungkin lebih sulit menerima penolakan dan putus cinta. Kamu juga cenderung mengabaikan sinyal-sinyal bahwa dia tidak tertarik, kamu terus bersama/mengejar dia.

6.    Hidupmu terlalu berfokus pada dia
Tidak ada 2 rongga dalam hati. Jika rongga itu kamu isi dengan dia, maka kamu jadi sulit saat dia pergi/tidak ada. 

Baca juga:
Cewek Harus Tahu. 25 Sinyal Penolakan Cowok

7.    Penyesalan
Ada berbagai penyesalan yang membuat kamu sulit menerima penolakan atau putus cinta, misalnya menyesal telah menyia-nyiakan umurmu karena berlama-lama bersamanya, menyesal telah memilih orang yang salah, menyesal tidak mengikuti intuisimu, dan sebagainya.
 

 

8.    Kurang maksimal berjuang
Kamu sulit menerima karena kamu sendiri menyadari kalau kamu kurang maksimal berjuang, misalnya kamu kurang cepat melamar dia, kamu kurang nyali dalam menghadapi ortumu dan ortunya, kamu kurang keras bekerja, dan sebagainya.

9.    Tidak jujur (membohongi) diri sendiri
Sebenarnya kamu juga tahu kalau dia bukan orang orang yang tepat untukmu, tapi kamu tetap maksa sama dia. Padahal, kamu sendiri merasa tidak cocok/tidak nyaman bersamanya. Tentu saja, akhirnya hubungannya gagal/putus.



10.   Hubungan bukan untuk melihat kecocokan, tetapi memaksa harus cocok
Masih ada saja orang yang ketika berhubungan itu harus cocok. Ngobrol saja dianggap sudah pacaran dan pasti menikah. Itu kan aneh. Orang-orang yang memaksa seperti ini pasti sulit menerima penolakan atau putus cinta.

11.   Tidak sesuai harapan, rencana, atau dugaan
Intinya sih, kamu memaksakan harapan, rencana, dan dugaanmu harus dituruti oleh Tuhan. Ketika kamu punya harapan, rencana, atau dugaan yang ternyata tidak sesuai dengan kehendak/keinginan (takdir) Tuhan, kamu sulit menerimanya.



Jadi, menurut saya, jika seseorang dan calonnya sudah sama-sama dewasa dan sehat secara mental, lalu mereka melakukan pengenalan dalam suatu hubungan dan ternyata terjadi penolakan/putus cinta, maka masih dimungkinkan penolakan dan putus cinta tersebut dilakukan baik-baik dan bisa diterima oleh keduanya. Sebaliknya, jika salah satu atau keduanya belum dewasa atau kurang sehat secara mental, maka terjadilah hal-hal yang “aneh-aneh” bahkan “mengerikan”.

06 Januari 2020

Kesalahan-Kesalahan Terkait Seks Di Luar Nikah (Bagian ke dua)


 Baca dulu bagian pertama di sini
Sambungan.....

1.       Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah tetapi pada d*bur
Perbuatan ini dosanya malah dobel, melakukan s*ks di luar nikah dan melakukan s*ks pada d*bur. Ini akal-akalan pria yang ingin melampiaskan n*fsunya tetapi takut pasangan zinanya hamil.

2.       Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah tetapi dengan anak-anak
Untuk menghindari risiko kehamilan, pria ini memilih anak-anak sebagai korbannya. Ini tetap salah dan berdosa.

3.       Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah tetapi dengan hewan
Ini malah kelainan, melakukan s*ks di luar nikah dengan hewan. Sama, dosa juga. Jangan dilakukan.

4.        Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah tetapi dengan mayat
Ini serem-serem gimana gitu, tapi dosa juga meskipun pasangannya zinanya itu mayat. Jangan dilakukan ya.

5.       Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah demi mendapatkan n*rkoba
Jadi di sini, kamu melakukan kesalahan awal berupa narkoba, kamu terjebak dengannya tetapi sudah tak punya uang lagi. Makanya, jangan mendekati barang haram itu. Kalaupun sudah terlanjur, coba terbuka dengan orang-orang dekatmu yang sekiranya bisa membantu untuk terapi, sehingga kamu bisa terhindar dari barter s*ks dengan narkoba. Ingat, keduanya dosa.

6.       Tidak apa-apa nges*ks tetapi dengan sesama jenis
Kamu melakukan kesalahan besar dobel, dosa s*ks di luar nikah dan dosa melakukan perbuatan kaum nabi Luth.

Baca juga: 
Merangkul Kaum Gay Kembali Kepada Fitrah

7.       Tidak apa-apa nges*ks biar bisa lulus kuliah
Ini dosennya kelewatan, pendidik bukannya malah mengajarkan hal yang baik tapi malah m*sum. Laporkan saja dosen yang seperti itu dan jangan dituruti.

8.        Tidak apa-apa nges*ks karena merasa tak ada yang peduli kamu/merasa hidupmu tidak berarti
Kamu bersama dengan orang yang salah atau berada di lingkungan yang salah. Carilah teman atau lingkungan yang baik dan bersosialisasilah dengan mereka. Mungkin kamu mengalami mother hunger sewaktu kecil sehingga merasa hidupmu hampa-hampa nggak jelas gitu.
Kalau misalnya kamu tidak kesulitan keuangan, cobalah ikut terapi psikologis. S*ks tidak akan membuatmu merasa penuh atau memiliki hidup yang berarti.

9.       Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah agar bisa membeli barang mewah
Sayang sekali, jangan melakukan hal tersebut. Kenikmatan dari membeli barang itu hanya singkat, kamu tak akan pernah puas. Keinginan belanja barang mewah berlebihan ini mungkin berasal dari lingkunganmu atau dari masa kecilmu, sehingga kamu  sampai menganggap kepemilikan barang-barang mewah bahkan lebih berharga daripada dirimu.

10. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah asal sama-sama puas
Ini mungkin karena hipers*ks tadi, karena gangguan jin/sihir, karena kurangnya keintiman, mother hunger, atau lainnya.
Tetap tidak boleh, ini dosa.

11. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah karena ortu/teman-temanmu juga begitu
Kalau kamu tahu mereka berbuat tidak baik, mengapa kamu melakukannya juga?
Mengapa kebencianmu pada mereka membuatmu melakukannya juga?
Jangan, kamu orang baik, kamu tidak perlu seperti mereka.

12. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah karena kamu merasa tidak laku
Kemungkinan besar ini berawal dari caregiver-mu di masa kecil yang abusive verbal, sehingga kamu memiliki harga diri dan kepercayaan diri rendah. Belum lagi dengan adanya pria di luar sana yang melakukan mind games sehingga semakin meruntuhkan harga diri dan kepercayaan dirimu. Sampai-sampai kamu harus nges*ks agar merasa laku.
Kamu berharga. Jangan dengarkan kata-kata buruk mereka. Kamu layak mendapatkan cinta yang baik dari pria yang baik. Lakukan terapi agar luka-lukamu sembuh.

13. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah karena kamu kesepian
Kesepian bisa jadi kemungkinan berasal dari mother hunger. Lalu, kamu melampiaskan kekosongan itu untuk mencari orang yang menyayangimu, tetapi caranya salah. Kamu malah terjerumus pada zina. Lakukan terapi dan bersosialisasilah dengan orang-orang yang baik dan positif.

14. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah asal kamu/anakmu (jika kamu janda) dibiayai
Mohonlah kepada Tuhanmu yang Maha Kaya dengan sungguh-sungguh. Cobalah melakukan pekerjaan halal, menghubungi lembaga-lembaga kemanusiaan, lembaga zakat, dan upaya-upaya halal lainnya.

15. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah asal kalian “menikah”
Ada orang yang menikah palsu demi dapat berzina. Mungkin walinya yang palsu, penghulunya yang palsu, atau lainnya. Mereka hendak menipu Allah, padahal mereka menipu diri mereka sendiri.

16.  Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah asal tidak di Indonesia
Mereka kabur ke negara lain yang lebih bebas pergaulannya. Mereka lebih takut dengan perkataan manusia daripada Tuhannya. Padahal, kemanapun mereka pergi, Allah Maha Tahu dan Maha Melihat.

17. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah asal tidak sampai “keluar”/tidak dikeluarkan di dalam
Sebenarnya mereka takut hamil, tapi tidak takut dosa. Asal tahu saja, meskipun dikeluarkan di luar, kadang-kadang masih ada yang tertinggal di dalam dan bisa hamil.
Tapi poin utamanya bukan itu, dosa tetaplah dosa. Meskipun kamu coba memanipulasinya, tetap saja dosa. Bunyi larangannya kan dilarang zina, bukan dilarang hamil. Iya, tho?

18. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah untuk menghilangkan stres/mendapatkan kebahagiaan
Miris ya kalau kebahagiaan harus didapat dari s*ks di luar nikah. Lakukan terapi agar kamu bisa berhenti dan terbebas dari luka-luka atau traumamu.

19. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah untuk bisa balas dendam pada lawan jenis
Hentikan perbuatan haram itu dan lakukan terapi.

20. Nges*ks di luar nikah untuk membuktikan kejantanan/keperkasaan
Aduh, tidak usah alasan seperti ini deh. Langsung ke dokter saja untuk cek kesehatan dan uji laboratorium. Aneh-aneh saja.

21. Nges*ks di luar nikah untuk mengeksplorasi titik/perlakuan yang bisa memuaskanmu
Tidak usah coba-coba, nanti saja praktek sama suami langsung.

22. Lomba playboy terbaik
Sebagian pria masih sangat childish mengadakan lomba menaklukkan (menzinai) cewek targetnya, baik itu satu orang atau banyak-banyakan.
Kamu perlu punya sumber harga diri lain selain dari aktivitas s*ks semacam ini. Ingat, itu dosa.

23. Nges*ks di luar nikah untuk membuktikan masih normal, nggak cemen
Ini sepertinya lebih umum terjadi pada pria. “Ah kamu masa gitu aja belum pernah, banci lu. Cemen lu.” Mereka diolok-olok semacam itu. Lalu jadi salah jalan.
Ingatlah, parameter kenormalan bukanlah dari s*ks. Kamu tidak perlu membuktikan apapun, validasilah dirimu sendiri. Jangan mencari penerimaan orang lain. Kamulah yang lebih mengerti tentang dirimu.

24. Pacaran itu harus nges*ks
Ini pertanda pacarmu atau teman dan lingkunganmu adalah orang-orang yang buruk. Kamu tidak perlu melakukannya. Keluarlah dari lingkungan tersebut dan jauhi orang-orang tersebut.

25. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah, nanti aborsi/digugurkan
Kamu melakukan dosa besar ganda, dosa zina dan dosa pembunuhan.

26. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah, nanti dinikahi
Kenapa tidak dibalik saja, dinikahi dulu baru boleh nges*ks. Jangan mau diajak melakukan zina, meskipun nantinya akan dinikahi. Jangan percaya janji palsu, wong orang yang sudah resmi menikah dan ada bukti tertulisnya saja bisa selingkuh dan mengingkari janji, apalagi yang tidak ada ikatan apa-apa. Be smart! 

27. Tidak apa-apa nges*ks di luar nikah, nanti saat tua tobat
Ini dosa yang diniati. Tidak boleh ya, jangan dilakukan. Lagipula, siapa yang menjamin kalian punya waktu untuk bertobat.

28. S*ks untuk merayakan ulang tahun, ulang tahun jadian, kelulusan, Valentine Day, Tahun Baru, pesta lepas bujang, atau lainnya
Setan selalu mencari celah untuk bisa menjerumuskan manusia. Apa hubungannya perayaan-perayaan tadi dengan s*ks? Kamu tidak perlu berzina untuk merayakan hari-hari tersebut. Itu hanya akal-akalan dari pria bejat.

29. S*ks untuk coba mempraktekkan film p*rno
Itu dia, jangan nonton p*rno, kamu jadi sulit mengendalikan diri karena telah mendekati zina. Kamu mungkin melakukan setidaknya 3 dosa: berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahram, nonton p*rno, dan berzina.

Jadi, banyak sekali ya alasan orang melakukan s*ks di luar nikah. Mungkin saja yang saya sebutkan ini belum seluruhnya, masih ada alasan lainnya.
Yang jelas, Allah tidak menerima alasan-alasan kita. Semua perbuatan kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya. Jadi, jangan berzina. Segeralah bertobat.