http://www.republika.co.id/berita/kolom/fokus/13/08/16/mrmoas-makna-kemerdekaan
Kemerdekaan ya? Hmm...seringkali orang mempertanyakan arti kemerdekaan bagi bangsa Indonesia saat ini. Ada pula yang mempertanyakan apa benar negara Indonesia sudah merdeka, dan masih banyak pertanyaan lainnya. Yang selalu menjadi rutinitas di hari kemerdekaan Indonesia adalah upacara, lomba 17 Agustusan, dan kadang-kadang ada panggung hiburan. Di antara berbagai seremonial dan peringatan tadi, apakah mayoritas bangsa Indonesia sudah bisa memaknai dengan benar arti kemerdekaan? Dan apakah peringatan-peringatan tadi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap meningkatnya jiwa nasionalisme bangsa? Lalu bagaimana agar ke depannya negara Indonesia ini menjadi lebih baik setelah belajar dari pengalaman terjajah di zaman dahulu?
SULIT!
Kemerdekaan sendiri memiliki berbagai arti jika dipandang secara subyektif.
Masing-masing orang (jika mau jujur) akan mempunyai pendapat yang
bermacam-macam jika ditanya tentang arti kemerdekaan bagi dirinya. Bagi orang
yang sakit lama mungkin kemerdekaan berarti sembuh dari sakitnya, bagi orang
yang banyak hutang dan sulit melunasi hutangnya mungkin kemerdekaan berarti
bebas dari hutang-hutangnya, bagi fakir miskin kemerdekaan mungkin berarti bisa
makan dan mencukupi kebutuhan mereka dengan layak (menjadi kaya), bagi
murid-murid yang telah selesai ujian mungkin kemerdekaan berarti kelulusan dan
nilai yang baik, bagi para tahanan/pelaku kejahatan mungkin kemerdekaan berarti
bebas dari hukuman, dan masih banyak contoh lainnya. Bahkan kalau ditanya pada
remaja, bisa saja kemerdekaan berarti boleh pacaran atau boleh melakukan apa
saja.
http://anam.blog.unissula.ac.id/2012/06/05/perjuangan-bangsa-indonesia-dalam-masa-penjajahan-bangsa-jepang-kaitannya-dengan-kemerdekaan-ri/
http://anam.blog.unissula.ac.id/2012/06/05/perjuangan-bangsa-indonesia-dalam-masa-penjajahan-bangsa-jepang-kaitannya-dengan-kemerdekaan-ri/
Jadi,
ketika berbicara mengenai kemerdekaan Indonesia, siapa yang peduli? Mereka
tidak ikut merasakan penderitaan saat dijajah, susahnya melawan penjajah, dan
sebagainya. Mereka tidak ikut berjuang secara fisik atau ada secara nyata di
saat itu. Zaman sekarang sudah sangat berbeda dengan zaman dulu (sudah enak dan
jauh lebih baik), lalu dengan adanya kenyataan ini dan subyektifitas arti dari
kemerdekaan itu sendiri bagaimana solusinya? Mungkin hanya orang-orang zaman
dulu yang masih hidup yang bisa memaknai kemerdekaan Indonesia sebagai sebuah
perjuangan, terutama para pahlawan/veteran. Orang-orang di zaman setelahnya
bagaimana? Apalagi anak-anak kecil, apa benar mereka tahu? Walaupun selalu
didengung-dengungkan bahwa cara kita mengisi kemerdekaan saat ini adalah dengan
belajar giat, mungkin para pelajar hanya tahu belajar untuk nilai, belajar agar
tidak dimarahi orang tua/guru, belajar untuk nilai, dan alasan-alasan (nyata)
saat ini (bukan di masa lalu yang mereka tidak tahu/tidak mengalami).
http://wawansetyadi257.blogspot.com/2012/08/proklamasi-kemerdekaan-indonesia.html
http://wawansetyadi257.blogspot.com/2012/08/proklamasi-kemerdekaan-indonesia.html
Sangat
ironis memang, namun mulailah bersama-sama mencari cara agar kemerdekaan tidak
hanya berarti secara seremonial belaka. Mungkin dengan mengundang orang-orang
zaman dulu, pahlawan, atau veteran untuk bercerita langsung di depan khalayak mengenai
perjuangan mereka atau dengan kegiatan aplikatif lainnya. Intinya jangan sampai
kemerdekaan/pembangunan itu bersifat abstrak, harus ada tindakan nyata
bersama-sama, hasil nyata, dan peningkatan ke arah lebih baik tentunya. Kalau
rakyat merasa pemerintah kurang peduli terhadap nasib mereka (dalam arti secara
subyektif mereka belum merdeka)/negara malah membuat hidup mereka susah, sulit
untuk menjadikan kemerdekaan Indonesia menjadi kemerdekaan kita. Apalagi
berkata tentang rela berkorban, cinta tanah air, dan sebagainya.
*Tulisan
ini diikutkan lomba Gebyar Farmasi Universitas Andalas