29 Maret 2023

Review Buku "Do Life Differently"

Do Life Differently: a strategic path toward extraordinary

Penulis: Jeff D. Reeter


Do Life Differently


Dulu, sebelum baca buku "Predatory Thinking", aku menganggap strategi dan taktik adalah sinonim. Ternyata aku salah. Menurut buku "Predatory Thinking", strategi itu berhubungan dengan perencanaan global/generalis/garis besarnya saja (strategist), sedangkan taktik berhubungan dengan perencanaan mendetail (tacticist). Nah, penulis buku "Do Life Differently" ini menurutku termasuk jenis tacticist. Dia orang yang terencana. Seorang planner sekaligus eksekutor/doer. Dia juga sepertinya perfeksionis dan cenderung controlling. Perencanaan hidupnya ditulis dengan rinci sambil terus dilakukan refleksi/evaluasi di sepanjang jalan. Dan dia juga nggak suka jadi orang biasa/rata-rata. Mindsetnya disetel untuk harus selalu menjadi yang terbaik. Semua hal tadi diajarkannya melalui buku "Do Life Differently" ini. 

Buku ini adalah buku inspirasi sekaligus motivasi. Sepanjang yang kutahu dan kuingat, daya gerak buku ini adalah yang tertinggi dibanding buku motivasi lain yang pernah kubaca. Dia mengandung motivasi tingkat tinggi dan kata-kata yang bersifat pengingat. Bagiku motivasi/motivator itu nggak harus bicara dengan kasar atau teriak-teriak yang nyakitin kuping banget. Intinya ada pada kata-katanya yang bisa menyentuh, mengingatkan, dan mengembalikan daya hidup. Banyak hal yang aslinya orang sudah tahu kok, mereka hanya butuh diingatkan kembali. 


Keras banget aslinya kata-katanya (dan cenderung nggak terlalu berperasaan, lebih ke logika "kalo mo berubah ya action" ) tapi nggak kasar, masih bisa kuterima/kutoleransi. Isinya juga cenderung pressure sebenernya. Kamu harus bertindak, bertindak, dan bertindak. Bertindaknya di sini juga dia berusaha seimbang antara follow your heart dan use your head. Kamu bisa bayangkan, dia seorang planner tacticist sekaligus doer serta mengikuti hati tapi juga menggunakan otak. Itu susah banget lho tapi dia bisa dan disiplin melakukannya.

Terlepas dari hal tersebut dan banyaknya contoh kisah yang bikin aku males baca (ini subyektif aja karena aku lebih suka buku yang to the point), buku ini bagus banget. Kalau di alam nyata pasti dia seorang motivator yang keren.

Aku nggak sepenuhnya setuju sih dengan isinya, meski gitu buku ini tetep bagus dalam hal motivasi dan inspirasinya.

Penulis sendiri sudah berhasil sukses di usia yang sangat dini karena meniru/mengikuti jejak temannya yang waktu itu hidupnya sudah terdesain dengan baik. Dia intuitif aja tiru-tiru Si Teman itu, dan akhirnya mereka berhasil. Sejak itu, dia mendesain hidupnya dengan lebih baik dan lebih baik lagi. 

Keseluruhan kisahnya maupun ajaran-ajarannya dibocorkannya di dalam buku ini. Agar jika kamu ngikutin jejaknya kamu berpotensi sukses juga seperti dia.

Recommended. Buat kamu yang motivator atau yang lagi butuh motivasi, coba deh baca buku "Do Life Differently" ini. Dia mengandung motivasi tingkat tinggi.







23 Maret 2023

Review Buku "How Full is Your Bucket?"

How Full is Your Bucket? 

Penulis: Tom Rath dan Donald O. Clifton


How full is your bucket



Mungkin kamu pernah mendengar tentang istilah "bebanmu/your baggage", tabungan/investasi emosi, dan semacamnya. Istilah "Your bucket/embermu" juga punya arti serupa itu. "Your bucket" di sini artinya ember emosi/wadah emosimu. Kalau embermu penuh, kamu akan berada dalam kondisi baik/positif, sedangkan kalau embermu semakin sedikit isinya atau bahkan kosong, kamu akan berada dalam kondisi buruk/negatif. 

Setiap hari kamu mengalami ribuan peristiwa individu. Peristiwa-peristiwa tersebut akan mengisi embermu atau sebaliknya, mengurasnya. Satu orang atau satu peristiwa terpisah bisa mencerahkan atau merusak harimu.
Jadi, kamu harus memperhatikan perilakumu terhadap dirimu (efek terhadap embermu) dan perilakumu terhadap orang lain (efek terhadap ember orang lain). Tentang ini orang memiliki rasio beda-beda, misalnya John Gottman yang menawarkan rasio 5:1, yaitu butuh 5 peristiwa positif untuk bisa menetralkan 1 peristiwa negatif. Yang jelas, positifnya harus lebih banyak dari negatifnya, tapi nggak boleh juga berlebihan karena nanti akan ada semacam pembalikan efek (ada efek sampingnya) kalau pengisian hal-hal positif tersebut over/berlebihan.


Buku "How Full is Your Bucket?" ini diawali dengan pentingnya positivisme. Satu perbuatan positif/satu orang yang positif sekalipun bisa punya kekuatan untuk membuat kondisi satu kantor/area menjadi positif, begitupun sebaliknya.

Tak lupa penulis juga menceritakan kisahnya sendiri yang berasal dari lingkungan/keluarga dan teman-teman yang positif dan suportif (keluarga secure attachment) sehingga keranjang emosinya itu sangat penuh dan bahkan meluber-luber siap untuk dibagikan ke orang lain. 

Aku nggak bisa cerita banyak ya karena nanti bisa-bisa aku bocorin isinya. Karena buku ini terlalu tipis.
Kamu harus baca sendiri dan biarkan jiwamu larut dalam kelembutan bahasanya dan aura kasih sayangnya. Aura positifnya.

Ini buku tipis tapi sangat bagus, sangat kaya dan mencerahkan. Meskipun, aku nggak sepenuhnya setuju dengan isinya. 
Aku pribadi memandang positif dan negatif itu tentang dosis, konteks, keseimbangan, sudut pandang, selektivitas, dan semacamnya. 

Tapi kalau kamu lihat covernya di atas, pada kanan bawah itu ada logo best sellernya. Best seller itu macam-macam penyebabnya, tidak selalu tentang isinya yang bagus. Tapi untuk buku "How Full is Your Bucket?" ini udah nggak perlu ditanya lagi, bagus banget isinya. Inspiratif, motivatif, bermanfaat, dan auranya lembut penuh kasih. 

Yang perlu diperbaiki hanya formatnya/layoutnya (dan mungkin juga covernya) biar keterbacaan lebih mudah dan lebih enak dipandang dan perlu memperhatikan tentang konteks penerapannya aja sih. Selain hal-hal tersebut dia udah bagus banget dan sangat layak untuk dibaca.






20 Maret 2023

Review Buku "He's Just Not"

He's Just Not: dating deal breakers

Penulis: Kim Samuels


He's just not

"He's just Not" yang ini beda dengan buku "He's just Not That Into You" karya Greg Behrendt dan Liz Tuccillo. Kalau yang kureview ini karya Kim Samuels.


Sesuai sub judulnya, ini isinya tentang dating deal breakers, tepatnya tentang kumpulan deal breaker yang berasal dari pengalaman pribadi penulis. Dijelaskan deal breakernya apa dan kisahnya seperti apa. 


Menarik, heboh, blak-blakan, serta sangat vulgar dan kasar. Kuasar banget, nggak cuma saat menceritakan cowok-cowok error tersebut tetapi juga kasar pada pembacanya. 


Meskipun aku bisa memahami kekesalannya (karena aku pun melalui proses serupa dia dalam cari jodoh dan aku pun setuju dengan pernyataannya bahwa 99% pria player), tetapi kata-kata/bahasa penulis masih terasa sangat kasar. Orang-orang yang seperti kami tahu bahwa hal-hal yang njengkelin/berbahaya tersebut itu nyata dan bukan overthinking, anxiety, suuzan, atau bahkan bodoh. Justru tidak semua orang bisa melihatnya/mengetahuinya, seperti misalnya kondisi penulis di masa lalu. 


Sebenarnya, penulis ingin mengesankan dirinya asertif, tetapi aku melihatnya tidak konsisten. Pada kriteria/boundaries tertentu dia dia sangat tegas, tetapi pada kriteria/boundaries/kondisi dia yang lain dia sangat lemah, terutama pada penampilan fisik, materi, dan s*ks. Mungkin itu dipengaruhi oleh masa lalu dia (masa kanak-kanak dia) yang masih berhubungan dengan abuse/trauma tersebut. Jadi, meskipun dia mengesankan galak dan kasar, pada kondisi-kondisi tertentu itu dia seperti takluk, manis give up, freeze, undecisive, lamban, atau minimal nggak setegas kondisi lainnya, misalnya saat dia menyatakan "pernah dipenjara" sebagai deal breakernya.


Secara format, sebenarnya enak dibaca karena kisahnya pendek-pendek (per bab itu termasuk pendek), yang diceritakan pun menarik dan penting/bermanfaat, tetapi ini tulisannya sangat kuasar dari awal sampai akhir (tapi ini bukan buku yang kumaksud dalam review buku "Unfuck Your Habitat" ya). Hanya sedikit bagian terakhir yang agak halus. Kalau itu yang dimaksud dia sebagai komedi/ditujukan untuk ngelucu, bagiku nggak dapet dan malah annoying. Ga enak banget baca nada kasar banget yang intens dari awal sampai akhir.


Buat kamu yang tahan dengan kata-kata kasar, coba aja baca, karena yang diajarkan itu penting diketahui, daripada kamu ngalami sendiri.



19 Maret 2023

Review Buku "Unfuck Your Habitat"

Unfuck Your Habitat: you're better than your mess

Penulis: Rachel Hoffman


Unfuck your habitat

Buku "Unfuck Your Habitat" ini covernya menarik sekali dibanding buku tidying/organizing/bersih-bersih/beberes lainnya. Judulnya juga unik. Habitat? Itu langka banget dipakai untuk buku-buku non biologi (non referensi akademis/non sekolahan). Lagian, meski habitat itu kata yang digunakan untuk makhluk hidup secara umum, tapi konotasinya/yang pertama muncul di pikiranku itu habitat itu ya berhubungan dengan hewan. Mungkin itu juga kenapa ketika aku cek SEO-nya nih keyword sepi banget.


Aslinya aku agak asal nyomot aja sih, nggak bener-bener tahu arti judulnya. Setelah baca baru tahu kalau ini tentang membersihkan dan merapikan. Sebelumnya aku baca buku lain (belum kureview) dan itu nggak enak banget karena meskipun bicara tentang kondisi sucked tapi bahasanya kuasar dan nyalah-nyalahin/ngata-ngatain orang yang dalam kondisi tersebut dengan buruknya. Lalu aku nemu buku "Unfuck Your Habitat" ini yang lumayan halus dan damai, hanya ada bagian kecil yang dia suuzan/berprasangka buruk ke kamu (perlakuannya beda terhadap kamu dan terhadap orang lain/orang yang terlibat urusan bersih-bersih dengan kamu). Lebih enak auranya.


Ini buku formatnya beda banget dengan buku-buku beberes lainnya. Dia pakai 1 metode inti. Dibilang lebih bagus juga nggak, lebih jelek juga nggak. Sekadar beda fokus (beda zoom in zoom out) dan beda cara. Jadi masing-masing itu punya plus minus sendiri. Pembeda utamanya yang nggak ada di buku-buku serupa adalah beberes jika kamu hidup/tinggal dengan orang lain, membantu/meminta bantuan untuk beberes, beberes saat mendadak, serta beberes musiman. Beberesnya dimulai dari tiny zone (zona yang sangat kecil) atau ruangan, bisa berupa 1 meja atau bahkan 1 ruangan. Kondisional aja dan dia juga nggak perfeksionis yang nyuruh bersih banget atau rapi banget karena target pembacanya pun beragam (orang perfeksionis, mental illness, physical illness, dll.). 


Buat kamu yang belum tahu, kalau aku bilang tentang buku serupa/bahasan kayak gini, yang kumaksud adalah buku-buku tidying, organizing, timing/time management, productivity, procrastination/laziness, dan buku ADD/ADHD. Dan maybe juga buku depresi. Itu biasanya sedikit banyak mengandung beberes dan rapi-rapi seperti ini.


Di buku ini, seperti buku-buku lainnya, juga ada beberes email, desktop, dan semacamnya.


Nah, yang nggak ada tapi biasanya di buku lain ada adalah bahasan tentang adanya pengganggu/orang-orang yang mengganggu. Cara kamu menolak email yang mengganggu, tamu yang mengganggu, dll itu nggak ada. Juga, nggak ada detail-detail aplikasi yang membantu. Nggak ada. Di sini nggak fokus ke aplikasi atau otomasi (kalau kamu butuh yang aplikasi dan otomasi banget ada di buku "Faster than Normal" yang pernah kureview sebelumnya).  

Jadi, buku ini lebih pada membangkitkan daya gerakmu sendiri aja, biar kamu mulai lebih bersih dan lebih rapi dari sebelumnya.


Recommended.





17 Maret 2023

Review Buku "The Marriage Plan"

The Marriage Plan: how to marry your soul mate in one year or less
Penulis: Aggie Jordan


The marriage plan


Buku "The Marriage Plan" ini punya perbedaan mendasar dari buku "The First 15 Minutes for Those Dating with Marriage in Mind" dan buku "Date ... or Soulmate". Kalau buku ini tentang perencanaan pernikahan/target menikah/deadline menikah, sedangkan dua buku yang lain tersebut tentang deadline waktu/kecepatan yang dibutuhkan untuk mengenali calon jodoh potensial.


Agak aneh sih membaca saran dari penulis yang ketemu jodohnya saja dengan susah payah dan seperti kebetulan, tapi selama itu baik ya diterima aja dulu untuk dipertimbangkan/disaring.

Jadi, ceritanya penulis itu bikin deadline harus menikah dalam setahun. Ada tanggalnya juga. Harus clear juga yang dicari seperti apa. Trus dia mengerahkan segala jurusnya ups ... segala daya dan upaya untuk bertemu dengan jodohnya. Lalu tiba-tiba jodohnya datang sendiri (dari "arah" lain). Tapi intinya bukan itu. Intinya kamu harus tegas dan terbuka sejak awal. Jika cowoknya punya kapasitas untuk terbuka (intimacy) dan mencintai, maka dikenali lebih jauh, kalau nggak langsung di-skip. Dia berprinsip, "Terima atau tinggalkan." Lalu begitu kamu jatuh cinta kamu harus langsung nembak dia dan nyatain komitmen/minta komitmen dia. Kalau dia takut, kabur, or ga bisa nikahin kamu dalam setahun berarti dia bukan soul mate mu. Mengerikan tapi daripada kamu sama cowok yang buang-buang waktumu aja.

Ini adalah pendekatan yang berhasil bagi penulis dan orang-orang yang dicontohkan di dalam buku ini. Tapi, ide semacam ini ditentang keras oleh penulis-penulis/relationship coach/dating coach yang lain. Ya itu danger, sangat berbahaya dan berisiko. Misalnya narsis atau psikopat/sosiopat ngincer orang-orang semacam itu. Belum kalau kamu punya trauma lalu keterbukaanmu disalahgunakan/dibocorkan/direspon dengan buruk, dicuekin, dll. Apalagi, dengan contoh kisah pribadi penulis yang merupakan coincidence/kebetulan. Dia terbuka pada satu cowok tersebut dan fine-fine aja. Meskipun katakanlah direspon negatif itu bagian dari risiko tapi kalau kamu keseringan ketemu orang yang salah, itu bakal nyakitin banget buat kamu. Selain itu, terbuka terlalu awal bisa juga berisiko terjebak friendzone atau sebaliknya, kurang sisi fun. Begitu yang pernah kubaca atau kutonton. Sementara itu, buku yang lain lagi mengatakan terbuka terlalu awal adalah bagian dari ciri BPD/Borderline Personality Disorder, serta sumber lain mengatakan kodependensi, neglect/abandonment, ignored, dll.

Bagiku pribadi, lebih baik selektif dan dites dulu sebelum kamu mempercayakan terlalu banyak hal padanya. Tapi terserah kamu mau ngikut pendapat yang mana dari mereka.

Gitu sih. Sementara isi lainnya ya kayak buku-buku serupa. Bahasan-bahasannya seputar itu. Cuma ada pembedanya, terutama pada bahasan mantan istri. Seingatku nggak ada di buku-buku lainnya. Sisanya ya dominan kisah-kisah orang lain yang menerapkan saran yang ditulis di buku ini, yang bagiku melelahkan karena ceritanya terlalu dominan/terlalu banyak kisahnya (aku suka yang to the point karena hemat energi bacanya).

Lumayan detail sih buku "The Marriage Plan" ini. Cara tegas mulai cari jodoh sampai mengkomunikasikan/menegosiasikan segala sesuatu dalam berumah tangga. Dia lebih fokus ke "aku harus dapat goal-ku", bukan tentang spesifikasi calonmu. Ada panduannya tapi secara umum aja. Kalau kamu masih bingung tentang kriteria calon yang cocok buatmu atau tentang goal-mu seputar relationship dan pernikahan mungkin buku lain lebih tepat buat kamu.




16 Maret 2023

Review Buku "The Harmonious Way"

The Harmonious Way : a success guide to selecting a compatible mate

Penulis: Aaron Turpeau


The Harmonious way


"The Harmonious Way", judul yang tidak biasa untuk buku-buku tentang pencarian jodoh. Untung ada sub judulnya. 
Dari segi cover pun tidak terlalu menarik.

Sementara itu, untuk isinya juga mainstream/tidak terlalu ada pembedanya/diferensiasi dari buku-buku sejenis.

Ada bahasan uang/cinta, LDR (Long Distance Relationship), keuangan (finansial), s*ks, acceptance (pengenalan dan penerimaan diri), kesuksesan/keberkahan diri/pasangan (visi/misi/rencana ke depan), dan sebagainya. 

Pembedanya/yang jarang kutemui pada buku lain adalah tentang keluarga, teman, dan pekerjaan. Terutama pada bagian teman, itu jarang dibahas di buku lain. 

Intinya, di buku "The Harmonious Way" itu kamu berusaha nyari paket secocok mungkin, bukan tentang sifat calonmu doang tapi juga karirnya, keluarganya, temannya, hobinya, s*ksnya, dan lain-lain. 

Yang kusukai adalah mindset kerja sama yang dimiliki oleh penulis termasuk tentang pekerjaan rumah tangga. Meski cowok, dia lumayan adil dan nggak miring/jelek dalam ngomongin cewek. Tulisannya cenderung netral tak bergender. Selain itu, aku juga ngerasa wow banget nemu cowok yang pikirannya serupa denganku, "Men are from Earth and women are from Earth," dan bukan "Men are from Mars and women are from Venus." Ini cowok lho yang ngomong. Aku pernah nemu pernyataan serupa tapi yang punya cewek (penulis bukunya cewek), nanti dibilang itu cuma pemikiran cewek. Nah, ini ternyata ada cowok (penulis buku "The Harmonious Way" ini juga ngomong gitu.


Oh ya, ada bab yang agak melenceng dari bahasan (apa ya namanya, kesatuan/koherensi/apa?) yaitu bab terakhir, yang isinya tentang mencari pekerjaan yang cocok. Itu selain bahasannya beda juga nggak nyambung dengan bab sebelumnya atau judul bukunya, tampak terlalu dipaksakan/jadi seperti buku pencarian karir.

Secara keseluruhan, buku "The Harmonious Way" ini bagus, ringan, sederhana, bersifat pemahaman/nggak terlalu banyak isian/tabel/kuis, dan terutama lebih cocok untuk pemula/beginner. Bagi orang yang sudah sering baca buku serupa akan tampak biasa saja, nggak terlalu menonjol, bahkan mungkin kalah dibanding yang lain.



28 Februari 2023

Review Buku "Escape"

Escape: how to beat the narcissist

Penulis: H.G. Tudor


Escape


Beberapa hari lalu aku nonton video tentang keempat personality disorder dalam cluster B. Cluster B ini mendapat perhatian khusus dariku di antaranya karena beberapa sumber (buku/lainnya) menyebutkan secara khusus mereka adalah kelompok yang harus dihindari dalam mencari jodoh atau berinteraksi. Dalam video tersebut, anehnya, narsis/NPD berada dalam urutan ke-2 dari bawah yang paling kurang berbahaya di antara keempat cluster B. Sementara BPD, termasuk salah satu yang paling danger selain anti sosial (psikopat/sosiopat). Bahkan, penjelasan dari pemilik channel cenderung terlalu manis untuk narsis. Di bawahnya tampak masing-masing perwakilan dari keempat jenis tersebut muncul berkomentar dan narsis tampak sangat ngotot dan senang terhadap hasilnya.


Busyeeet... kelompok yang satu ini emang jago banget soal yang licik-licik macam gini. Aku baca buanyaaak banget buku atau artikel tentang dia, nonton seputar narsis dari berbagai sumber, dll dia adalah kelompok yang paling banyak kontroversinya.

Kalo kamu ngomong, curhat, lapor, konsul/konseling, dll yang berhubungan dengan dia, kemungkinan besar kamu nggak bakal dipercaya. 

Dia ada di berbagai kalangan (bahkan termasuk di psikolog/psikiater/terapis, pemuka agama, polisi/penegak hukum di pengadilan, orang-orang yang suka mengatasnamakan sosial/kemanusiaan, wartawan/redaksi, dll), ada pula orang-orang yang terlalu lugu/perasa/berprasangka baik/positive thinking (yang akan jadi enabler/flying monkey-nya), dll yang intinya kalau kamu jadi korbannya dia (korban dari narsis), bersiaplah untuk sendirian. Kamu harus super hati-hati karena kamu yang akan dituduh pelaku, kamu yang dituduh punya gangguan jiwa, kamu yang akan dijauhi/dikenai sanksi, hurt people hurt people lah, dll. Kamu harus sangat hati-hati memilih orang yang bisa dipercaya dan sekaligus percaya kamu, dan kalau bisa kuat juga/punya kekuatan.

Aku berbeda pendapat dengan pemilik channel youtube tersebut. Menurutku, yang paling berbahaya dalam cluster B adalah narsis dan psikopat/sosiopat, karena psikopat/sosiopat juga pasti mengandung narsisme.

Pada buku "Escape" ini, H.G. Tudor, seorang narsis sosiopat membocorkan sebagian triknya padamu dan cara mengatasinya. Dan seperti yang kusampaikan sebelumnya, aku udah buanyaaak banget mendalami hal-hal seputar narsis dari berbagai sumber tapi mayoritas dari mereka nggak bener-bener paham dan nggak bener-bener tahu cara mengatasinya. Biasanya, akan kecampuran bahwa korban juga disalahkan, korban juga pelaku, korban bisa split berubah-ubah kadang jadi narsis, narsis itu dulunya juga korban, korban itu lama-lama akan meningkat jadi narsis, korban dan pelaku punya gangguan sendiri-sendiri dan harus ngurus urusan masing-masing ajalah, dll. Kalau kamu BPD, CPTSD, kodependen, atau lainnya nanti akan dihubung-hubungin juga bahwa kamu juga mirip narsis lah, kamu juga punya sisi narsis lah, kamu lebih berbahaya lah, kamu yang parasit lah, dll. 


Pokoknya, narsis itu licik banget. Super duper licik. Dia juga bisa mengenali targetnya dan juga bisa mengenali sesamanya. 

Jadi, kalau kamu berurusan dengan narsis, itu adalah sesuatu yang sendirian/sepi, "gelap", dan danger.

Kalau kamu pernah tahu kata-kata bijak dari Ali bin Abi Thalib, "Jangan menjelaskan dirimu pada siapapun karena yang menyukaimu tidak butuh itu dan tidak menyukaimu tidak percaya itu," itu bisa diterapkan juga untuk konteks narsis ini.

Begitupun dengan kisah Nabi Khidhir dan Nabi Musa. Nggak usah terlalu ngurus meski kamu disuuzani/disalahpahami orang yang penting kamu paham apa yang kamu lakukan dan paham kalau kamu benar.

Aku sering nemu orang berdebat, misalnya oknum alumni pesantren. Mereka nggak bener-bener tanya atau mendengarkan atau berkomunikasi, mereka cuma pengen mendebat or pamer ilmu dan pengen mengontrol/mengendalikan (narsis). Begitupun banyak orang di medsos-medsos semacam Twitter, Instagram (IG), atau lainnya. Kamu harus bisa bedain orang yang mau berkomunikasi dan tidak. Hal semacam ini dibahas juga di buku "Escape" ini.

Intinya ya, baik kamu sebagai korban atau kamu mau ngasih tahu calon korban yang baru atau kamu pengen mencegah orang lain agar nggak jadi korban, itu bisa sangat sia-sia dan menjadi bumerang bagi dirimu sendiri. Karena narsis itu sangat licik dan berbahaya. Pastikan dulu dirimu aman sebelum melakukan hal-hal lainnya.

Di buku "Escape" ini ada banyak banget trik narsis yang dibedah (misalnya guilt, shame, withdrawal, flying monkey, dll) tapi jumlah pastinya aku nggak tahu karena nggak diberi urutan angka plus aku males ngitungnya. Kamu akan tahu betapa danger-nya dia, mulai dari saat menguntit/memata-matai ala detektif (stalking), mengadu domba, pura-pura baik dan cara-cara halus lainnya, nyari-nyari masalah/gara-gara, sampai dengan cara-cara kasar yang apapun responmu rawan berujung pada kekerasan (termasuk kekerasan fisik) dan berujung pada kamu yang dibalik jadi orang jahatnya sementara dia seolah-olah korbannya.

Pokoknya kamu baca aja, wajib masuk daftar bacamu. Meskipun, tetep aja dia berbahaya (dan tetep sulit nerapinnya) tapi setidaknya kamu lebih waspada/paham siapa dia dan semoga bisa meminimalkan dampak negatifnya terhadapmu karena sudah bertemu/berinteraksi dengan dia.